Aduh, Itu Terlalu Vulgar .... "
ANAK muda, kerap menjadi sasaran industri pornografi. Mengapa tidak, di era serba teknologi canggih, dengan gampang sarana itu didapatkan oleh anak-anak melaui tontonan TV. Apalagi dengan terbentuknya web forum. Forum anak muda mempertontonkan adegan seks karya sendiri. Yayasan Kita dan Buah Hati Jakarta, lembaga yang bergerak di bidang parenting (pembinaan orang tua), membeberkan banyak fakta media yang menyuburkan proses perusakan mental anak-anak, di Hotel Sahid Jaya, Makassar, Kamis.HAPSA MARALA
Beberapa potong gambar mencoba dipertontonkan kepada peserta seminar. Gambar itu bukan hanya sepasang anak muda yang bermain "kuda lumping" tapi juga ada sepasang wanita (lesbi) dan laki-laki (homo) yang memainkan adegan itu.
Foto-foto Penuh dengan tampilan seronok, dan foto-foto vulgar anak SMA. Ada juga potongan adegan sinetron dan film yang pernah tayang di TV swasta. "Aduh, ini sangat merusak generasi muda. Saya tidak sepakat dengan gambar sevulgar itu," ujar Rahma, seorang peserta seminar.
Apa yang terjadi dengan anak-anak Indonesia? Melalui media massa, kerap diberitakan tindak pelecehan seksual anak. Beredarnya situs porno dengan gampang dan murah diperoleh. Bahkan dari ponsel yang sifatnya sangat pribadi, anak-anak bisa mengakses.
bukti tingginya tingkat peredaran situs porno itu dari seluruh pelosok negeri ini, melalui beberapa potongan adegan film, sinetron serta komik yang merusak sistem dan model berpikir anak.
Bukan hanya sebatas itu. Elly juga menyajikan foto-foto anak SMA di Aceh, Jakarta dan beberapa kota lainnya. Anak gadis, berpose seronok sesama mereka (perempuan).
Kita tahu bahwa pikiran anak-anak itu ibarat rongga kosong, yang harus diisi orang tua, dengan kekayaan batin dan spiritual. Jika adegan seks yang tersebar secara bebas itu terekam, sejak kecil di otak mereka, misalnya, mereka dapat dari sinetron atau lingkungan sosial, maka menurut Elly, yang tersetting adalah seks itu.
Elly, sempat memperlihatkan ke tengah ibu-ibu, bagiamana gambar-gambar porno itu juga dimasukkan dalam ponsel dan komik. Sepintas, gambar karikatur komik yang dikumpulkan Yayasan Kita, itu terlihat lucu. Namun saat ditelisik, sarat dengan pelajaran seks buat orang dewasa. Pada teks komik, memang tidak berbau porno, hanya pada tampilan karikatur, ada anak-anak yang bertingkah yang tidak layak dilakukan usia anak.
"Orang tua mesti menangkap setiap gejala bahasa tubuh anaknya. Misalnya jika putrinya, tidak nginap di rumah, anak laki-laki yang suka menghayal. Siapa tahu, mereka sudah terkontaminasi dengan film-film yang mereka tonton. Khayalan mereka terbawa apa yang dia saksikan. Kan mudah didapat di internet, komik, game," urai psikolog alumnus Universitas Indonesia itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar